SUBHANALLAH!! Pusaka Milik Kepala Suku Papua Berumur Ratusan Tahun Ternyata Al-Quran

- Islam sudah lama masuk ke bumi Papua mulai sejak beberapa ratus th. waktu lalu, hal semacam ini dapat dibuktikan dengan masihlah ada peninggalan-peninggalan ajaran Islam yang dipegang erat-erat oleh suku-suku di Papua sebagai satu hukum kebiasaan.

Di satu lokasi pada Sorong serta Papua ada satu suku di tepi pantai, umumnya di lokasi itu muslimin, tetapi mereka tidak ada lagi yang mengajarkan Islam sampai turun temurun, mereka muslim namun tidak tahu agama Islam.




Mereka telah tak kenal syahadat, mereka cuma mengetahui satu ajaran kebiasaan, yakni tidak bisa makan babi, walau sebenarnya babi yaitu santapan yang masyhur di Irian, mereka berasumsi itu hukum kebiasaan, walau sebenarnya itu hukum Islam, serta kepala suku memiliki satu barang yang dikeramatkan, ia yaitu satu kotak yang menaruh pusaka turun temurun yang dipegang oleh kepala suku dari generasi ke generasi, mereka tidak tahu benda apakah itu,

Saat mulai banyak beberapa nelayan muslimin yang datang, mereka minta sebidang tanah pada kepala suku untuk musholla, jadi kepala suku mengizinkan, lantas mereka bertandang kerumah kepala suku, dalam sambutan hangat itu kepala suku tunjukkan pusaka yang disimpan beberapa ratus th. serta diwariskan dari datuk datuknya.


Habib Munzir al Musawa di Papua Saat kotak itu di buka, jadi beberapa nelayan Muslim juga kaget serta bertakbir, nyatanya berisi yaitu Alqur’an yang sangatlah tua Subhanallah. Mereka nyatanya mulai sejak berabad era telah muslim, tetapi lantaran mungkin saja tidak ada beberapa dai dai pengganti, jadi ajaran Islam juga hilang serta tidak lagi dikenali, tinggallah pusaka yang diwasiati turun temurun itu yang ada pada mereka, nyatanya ia yaitu Kitabullah, Alqur’anulkarim.

Jadi kepala suku ini juga kembali memeluk Islam, tidak lama berita hingga pada Koramil serta kecamatan yang camat serta Danramil yaitu Nasrani, mereka memanggil kepala suku itu serta mendampratnya habis habisan lantaran sudah berikan sebidang tanah untuk muslimin bangun Musholla.

Kepala suku dipaksa untuk mengusir mereka serta kepala suku tetaplah pada keputusannya, jadi kepala suku itu ditelanjangi sampai cuma celana dalamnya yg disisakan, lantas ia disiksa serta dicambuki dengan kulit ikan pari, Ikan pari populer dengan kulitnya yang penuh duri tajam yang beracun, kepala suku tetaplah tidak ingin mengubah keputusannya, ia tetaplah menginginkan menjaga pusaka Alqur’an serta tidak ingin mencabut izin untuk pembangunan mushalla. Subhanallah.

Islam datang di manapun sebagai rahmat serta dibawa dengan damai. Beda dengan Kekristenan di Indonesia yang dibawa oleh beberapa penjajah kolonialis.

*Dikutip dari catatan (alm) Habib Munzir Al-Musawa pimpinan Majelis Rasulullah “Perjalanan Perjalanan Dakwah Majelis Rasulullah ke Lokasi Manokwari Papua, Irian Barat” pada 9 Oktober 2008. (rz/majelisrasulullah)