SEDEKAH kapanpun adalah baik. Betapa Rasulullah SAW dan para sahabat
menggemarkan sedekahnya setiap waktu. Simak riwayat di bawah ini:
“Dari Yazid bin Abu Habib, dia memberi-tahu bahwa Abu al-Khair telah
menyampai-kan kepadanya bahwa dia pernah mendengar ‘Uqbah bin ‘Amir
Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, aku pernah mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Setiap orang berada di bawah
naungan sha-daqahnya sehingga diadili di antara umat manusia.’”
Yazid mengatakan, “Tidak ada satu hari pun berlalu dari Abu Khair,
melainkan dia selalu bershadaqah meski hanya dengan sepotong kue,
bawang, atau yang lainnya.” (Shahih: Diriwayatkan oleh Imam Ahmad
(IV/148) dengan sanad yang shahih dan dinilai shahih oleh al-Albani di
dalam kitab Shahiih at-Targhiib (no. 872).
Dan dalam riwayat Ibnu Khuzaimah disebutkan:
“Naungan orang mukmin pada hari Kiamat kelak adalah shadaqahnya,”
Hasan: Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan dinilai shahih oleh
al-Albani di dalam kitab Shahiih at-Targhiib (no. 872).
Dan menurut riwayat ath-Thabrani dan al-Baihaqi, dari ‘Uqbah bin
‘Amir Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Sesungguhnya shadaqah itu dapat memadamkan panas
kuburan dari penghuninya. Dan sesungguhnya orang mukmin pada hari Kiamat
kelak akan bernaung di bawah naungan shadaqahnya.” Hasan: Diriwayatkan
oleh ath-Thabrani di dalam kitab al-Kabiir, dan al-Baihaqi dan dinilai
hasan oleh al-Albani di dalam kitab Shahiih at-Targhiib (no. 873).
‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Pernah
dikatakan kepadaku bahwa seluruh amal perbuatan akan merasa bangga
sehingga shada-qah akan berkata, ‘Aku yang lebih utama daripada
kalian.’” Hasan: Dinilai shahih oleh al-Hakim yang disepakati oleh
adz-Dzahabi (I/416). Dan al-Albani di dalam kitab Shahiih at-Targhiib
(no. 878).
Demikian salah satu bagian dari keutamaan shadaqah pada setiap harinya.
Sedangkan shadaqah pada hari Jum’at memiliki keutamaan khusus dari hari-hari lainnya.
Telah diriwayatkan oleh Imam ‘Abdurrazzaq ash-Shan’ani rahimahullah
dari Imam Sufyan ats-Tsauri, dari Mansur, dari Mujahid, dari Ibnu ‘Abbas
Radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata, Abu Hurairah dan Ka’ab pernah
berkumpul. Lalu Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya
pada hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang tidaklah seorang muslim
bertepatan dengannya dalam keadaan memohon kebaikan kepada Allah Ta’ala
melainkan Dia akan men-datangkan kebaikan itu kepadanya.”
Maka Ka’ab Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Maukah engkau aku beritahu
kepadamu tentang hari Jum’at? Jika hari Jum’at tiba, maka langit, bumi,
daratan, lautan, pohon, lembah, air, dan makhluk secara keseluruhan akan
panik, kecuali anak Adam (umat manusia) dan syaitan. Dan para Malaikat
berkeliling mengitari pintu-pintu masjid untuk mencatat orang-orang yang
datang berurutan. Dan jika khatib telah naik mimbar, maka mereka pun
menutup buku lembaran-lembaran mereka.
Dan merupakan kewajiban bagi setiap orang yang sudah baligh untuk
mandi seperti mandi janabah. Dan tidak ada matahari yang terbit dan
terbenam pada suatu hari yang lebih afdhal dari hari Jum’at, dan
shadaqah pada hari itu lebih agung daripada hari-hari lainnya.”
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, “Ini Hadits Abu Hurairah
dan Ka’ab. Saya sendiri berpendapat, ‘Jika keluarganya memiliki minyak
wangi, maka hendaklah dia memakainya pada hari itu.’ Shahih:
Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaq (no. 5558), disebutkan oleh Ibnul Qayyim
di dalam kitab Zaadul Ma’aad (I/407) dari Ahmad Ibnu Zuhair bin Harb,
“Ayahku memberitahu kami, ia berkata, “Jarir memberitahu kami dari
Manshur.”
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya shadaqah pada
hari Jum’at itu memiliki kelebihan dari hari-hari lainnya. Shadaqah pada
hari itu dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, seperti
shadaqah pada bulan Ramadhan jika dibandingkan dengan seluruh bulan
lainnya.” Zaadul Ma’aad (I/407).
Lebih lanjut, Ibnul Qayyim juga mengatakan, “Aku pernah menyaksikan
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, semoga Allah menyucikan ruhnya, jika
berangkat menunaikan shalat Jum’at membawa apa yang terdapat di
rumahnya, baik itu roti atau yang lainnya untuk dia shadaqahkan selama
dalam perjalanannya itu secara sembunyi-sembunyi.”
Aku pun, lanjut Ibnul Qayyim, pernah mendengarnya mengatakan, “Jika
Allah telah memerintahkan kepada kita untuk bershadaqah di hadapan
seruan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka shadaqah di
hadapan seruan Allah Ta’ala jelas lebih afdhal dan lebih utama
fadhilahnya.” Zaadul Ma’aad (I/407
Sumber : islampos.com
Sumber : islampos.com