MANTAP ! Berani Tampar Tentara Israel, Gadis 16 Tahun Ini Jadi Pahlawan Baru Palestina


Tampar%2BTentara%2BIsrael%252C%2BGadis%2B16%2BTahun%2BJadi%2BPahlawan%2BBaru%2BPalestina



 Seorang gadis berusia 16 tahun di Tepi Barat menjadi pahlawan baru Palestina setelah videonya yang menampar dan menendang tentara Israel viral. Namun dia langsung dibekuk di rumahnya dan akan diadili di Israel akibat tindakannya tersebut.

Nama gadis itu Ahed Tamimi, warga desa Nabi Saleh, Palestina. Dalam video yang ramai dibagikan di Youtube, Tamimi dan seorang wanita lainnya terekam menghampiri dua tentara Israel, lalu meneriaki mereka.

Ahed kemudian menendang dan menampar tentara Israel itu. Bogem mentah Ahed sempat melayang ke salah satu tentara. Tapi di luar dugaan, kedua tentara itu bergeming, hanya menangkis sebisanya.
Diberitakan Associated Press, Kamis (21/12), peristiwa itu terjadi pada Jumat lalu ketika bentrokan antara warga Palestina dan tentara Israel terjadi di mana-mana. Ketika itu, seorang remaja 14 tahun bernama Mohammed Tamimi jatuh koma setelah ditembak di wajahnya oleh tentara Israel.


Menurut Bassem Tamimi, ayah Ahed, Mohammed adalah sepupu Ahed. Remaja itu sering main ke rumah mereka. Penembakan itu membuat Ahed marah dan melampiaskannya kepada tentara Israel yang ada di dekat rumahnya.

Video Ahed itu menerima respons yang beragam di Palestina dan Israel. Bagi warga Palestina, wanita berambut keriting itu adalah pahlawan yang berani melawan penjajahan Israel. Di media sosial, Ahed digambarkan sebagai Joan of Arc yang mengibarkan bendera Palestina.

Namun bagi Israel, Ahed adalah pengganggu. Tiga hari setelah dia menyerang tentara, militer Israel menyerbu rumahnya dan menyeretnya ke penjara. Menurut Bassem, tentara memukuli keluarganya dan menyita handphone, kamera, dan laptop mereka ketika mencokok Ahed.

Pada pengadilan Israel sehari setelahnya, Ahed terlihat diborgol kedua kakinya. Hakim memutuskan dia harus dipenjara lima hari lagi sebelum vonis dijatuhkan.




Kabinet Israel mengaku marah dengan video tersebut. Menurut mereka, tentara Israel telah dipermalukan karena diam saja.

"Ketika saya melihat itu, saya malu, saya kecewa. Insiden ini merusak kehormatan militer dan negara Israel," kata Miri Regev, salah satu menteri kabinet Israel dan mantan juru bicara militer.

Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett dalam wawancara dengan Army Radio bahkan mendesak agar Ahed divonis penjara seumur hidup. Wakilnya Michael Oren Kulanu, mengatakan tindakan Ahed adalah bentuk provokasi yang dilakukan warga Palestina.

"Keluarga Tamimi - yang bisa jadi bukan keluarga betulan - memakaikan anak-anak dengan pakaian Amerika dan membayar mereka untuk memprovokasi tentara di depan kamera. Ini adalah eksploitasi anak," kata Kulanu dikutip Jerusalem Post.

Apapun kata Israel, tapi Ahed telah lama membuat warga Palestina dan dunia jatuh hati. Pada 2015, dia menuai kekaguman dunia setelah menggigit tangan tentara Israel yang coba menangkap adiknya. Sejak kecil, Ahed memang dikenal sebagai pejuang yang menentang penjajahan Israel di Palestina.



و الله عاجلا ام اجلا موعد تبخر الدولة الصهيونية قد اقترب. احنا شعب شجاع مو جبان.Free Palestine

Tempat dia tinggal, Nabi Saleh, adalah salah satu lokasi terpanas demonstrasi terhadap Israel. Di desa berpopulasi 600 orang ini hampir setiap pekan ada demonstrasi terhadap Israel. Desa ini adalah satu dari banyak wilayah di Palestina yang sedikit demi sedikit dicaplok Israel untuk dibangun permukiman Yahudi ilegal.

Situasi kian tegang setelah Presiden Donald Trump mengklaim Yerusalem adalah ibu kota Israel.

Jumat lalu salah satunya. Sekitar 200 warga Palestina berjuang dengan batu melawan tentara Israel yang bersenjatakan peluru karet. Namanya memang peluru karet, tapi bisa melukai dan membunuh.

Bassem berharap para pemuda Palestina pantang menyerah seperti putrinya. Dia juga membantah tudingan Israel bahwa tindakan Ahed adalah provokasi belaka.

"Kami berharap generasi ini lebih kuat dari kami, dan meneruskan perjuangan kami dengan melakukan perlawanan serius untuk mengakhiri penjajahan," kata Bassem, 50, yang pernah empat tahun dipenjara di Israel karena protes. [iNews/kpr]


2017-12-21_213900





Perkenalkan, Ahed Tamimi: Gadis Pemberani Penempeleng Tentara Israel



 Ahed Tamimi, nama gadis Palestina berusia 17 tahun ini. Dia jadi mendadak jadi selebriti di media sosial karena aksi beraninya menampar tentara Israel.
Tamimi yang dikenal sebagai aktivis belia di Betlehem, Tepi Barat, ini akhirnya ditangkap pasukan Israel setelah rumahnya digerebek menjelang fajar, Selasa kemarin.

Tak hanya Tamimi yang ditangkap, ibunya yang bernama Nariman juga ditangkap pada hari Selasa siang saat menjenguk Tamimi di sebuah kantor polisi Israel.

Menurut ayah Ahed Tamimi, Bassem, putrinya memang dikenal sebagai aktivis di desa Nabi Saleh. Saat masih kecil, gadis ini pernah menggigit tentara Israel untuk melawan penangkapan bocah lelaki Palestina.

Foto-foto kejadian itu dan aksi Tamimi lainnya membutanya dia diterima oleh Recep Tayyip Erdogan tahun 2012 yang kala itu Erdogan menjabat sebagai Perdana Menteri Turki.

Penangkapan Tamimi bermula dari penggerebekan rumahnya kemarin dini hari. Bassem terbangun dengan kaget ketika sekitar pukul 03.00 waktu setempat ketika mendengar suara sekelompok pasukan Israel menggedor pintu depan rumah.

Bassem mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia membuka pintu bagi para prajurit negara Yahudi itu. Dia didorong ke samping rumah, sehingga para tentara Israel leluasa masuk rumah.

Para serdadu Zionis Israel itu lantas memaksa keluarga Tamimi masuk ke salah satu ruangan saat mereka mengobrak-abrik isi rumah. Pakaian dan barang-barang lain di rumah itu dilempar ke lantai hingga menyisakan pemandangan yang berantakan.

Para prajurit kemudian memberi tahu keluarga tersebut bahwa Ahed Tamimi ditangkap, tanpa memberkan alasan apa pun.

”Nariman menangis histeris dan berusaha memeluk Ahed (Tamimi), tapi dia dilemparkan ke tanah oleh tentara,” kata Bassem.

Ahed Tamimi sejatinya sama seperti remaja Palestina lain yang ikut demonstrasi di di Nabi Saleh menentang pengakuan Amerika Serikat atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Namun, ini untuk pertama kalinya seorang gadis belasan tahun ditangkap dan ditahan pasukan Israel.

Sebelum Tamimi ditangkap, video tentang aksi beraninya yang menampar tentara Israel viral di media sosial.

Video itu diambil pada hari Jumat pekan lalu. Dalam video tersebut dua perempuan Palestina, salah satunya Tamimi, yang mendekati para tentara Israel. Tamimi mendorong, menendang dan menampar salah seorang tentara tersebut. Aksinya diduga direkam rekannya melalui kamera ponsel.

Para tentara bersenjata berat pada saat tidak membalas secara serius aksi Tamimi dan rekannya. Para tentara itu kemudian bergerak mundur.

Insiden tersebut diyakini terjadi di sebelah rumah Tamimi, di Desa Nabi Saleh, Tepi Barat, Palestina.

Menurut Bassem, saat rumahnya digerebek pasukan Israel, ponsel, komputer dan peralatan elektronik aktivis muda itu disita paksa.

Seorang anggota keluarga lainnya, Mohammed, sedang dirawat di rumah sakit setelah ditembak di bagian kepala dengan peluru karet pada hari Jumat.

Video aksi Ahed Tamimi banyak digunakan oleh media Israel yang sering menuduh pemrotes Palestina berusaha memancing tentara untuk bertindak keras.

Menteri Intelijen Israel Yisrael Katz mengatakan di radio publik bahwa dia merasa “direbus dengan kemarahan” saat dia melihat video aksi Tamimi. ”Tapi tentara melakukan hal yang benar,” katanya.

Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett mengatakan bahwa Tamimi bisa menghadapi hukuman tujuh tahun penjara.

Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman ikut melontarkan komentar yang menyerang keluarga Tamimi. ”Setiap orang yang terlibat, tidak hanya gadis itu tapi juga orang tuanya dan orang-orang di sekitar mereka, tidak akan luput dari apa yang mereka layak dapatkan," kata Lieberman beberapa jam setelah tentara Israel menggerebek rumah aktivis muda tersebut dan menangkapnya.

”Siapa pun yang bertindak liar pada siang hari akan ditangkap di malam hari. Ini juga pesan penting,” ancam Lieberman.