Whatsupic.com pada hari Sabtu 19 Juli 2014 memberitakan bahwa Lionel Messi, kapten skuat sepak bola Argentina, sekaligus pemain special Barcelona itu telah menyumbangkan uang € 1 juta (sekitar Rp. 20 miliar) kepada Penjajah Israel.
Informasi itu tentu saja membuat citra Messi sebagai pemain terbaik dunia tercoreng di hati sebagian besar penggemarnya yang selama ini bersimpati dengan perjuangan rakyat Palestina.
Messi memang sudah dikenal akrab dengan Israel, dimulai pada tahun 2013 ketika Presiden Shimon Peres menjamu Barcelona di Israel dan memuji Messi serta tim sepak bola itu sebagai “utusan perdamaian” Israel. Messi dan rekan-rekan bintangnya di Barcelona dikerumuni oleh penggemar sepak bola Israel pada saat kedatangan mereka.
“Saya menonton Anda sepanjang waktu,” kata Perdana Menteri Israel Benjami Netanyahu ketika itu.
“Kami
berdua bermain di lapangan internasional, hanya Anda dibayar lebih
daripada yang saya lakukan. Dan Anda juga memiliki tujuan bersama. Apa
yang biasanya Anda ingin lakukan adalah mencetak gol melawan rival Anda,
tetapi juga melindungi tim Anda, tujuan Anda …. Jika Anda menang, semua
orang berbagi dalam kemenangan.”
Ronaldo Sumbang 30 Miliar Untuk Gaza
Berbeda
dengan Messi yang namanya lebih melekat dihati rakyat Israel. Ronaldo,
pemain timnas Portugal ini namanya justru melekat di hati orang-orang
Gaza sejak November 2012, ketika dia menyumbangkan € 1,5 juta (sekitar
Rp. 30 miliar) untuk anak-anak Palestina di Gaza, sebagaimana dikutip
whatsupic.com dari jaringan klub Classico.
CR7,
demikian Ronaldo sering disebut, menyumbangkan sepatu-sepatu yang
diterimanya sebagai Golden Boot 2011 untuk Yayasan Real Madrid. Klub
sepakbola raksasa Spanyol itu selanjutnya melelangnya dan dananya
disumbangkan untuk sekolah-sekolah di Gaza.
Bisa
jadi, demikian whatsupic.com, beberapa sekolah itu saat ini telah
diratakan oleh pemboman membabi-buta Israel dengan anak-anak terkubur di
bawahnya.
Para
pendukung Palestina kemudian lebih menghormati Ronaldo karena sang
superstar Portugal itu secara terbuka mendukung perjuangan mereka dengan
menolak untuk bertukar kaos dengan pemain Israel selama kualifikasi
Piala Dunia 2014 di Tel Aviv.
Setelah
pertandingan, Ronaldo berjalan langsung ke luar lapangan dan tidak mau
bertukar kaos dengan pemain lawan, sebuah ritual yang umum dilakukan
para pesepak bola internasional. Dia hanya muncul sebentar dan terlihat
bicara dengan satu pemain Israel dan kemudian pergi berlalu.
Ketika
masih bermain di Manchester United, Ronaldo sering terlihat mengenakan
keffiyeh, tutup kepala hitam yang populer di dunia Arab pada tahun 1960
saat-saat dimulainya gerakan perlawanan Palestina