Islam Di Prediksi Menjadi Agama Terbesar Kedua di Amerika pada tahun 2040, Ini sebabnya

Sebuah lembaga penelitian AS baru-baru ini meramalkan bahwa umat Islam akan menjadi kelompok agama terbesar kedua di Amerika Serikat pada tahun 2040.




Pew Research Center (PRC) dalam laporannya yang dilansir The Independent dan dinukil Al-Jazeera pada Kamis (11/01) mengatakan bahwa saat ini ada sebanyak 3,45 juta Muslim di Amerika Serikat, terhitung 1,1 persen dari populasi negara tersebut.

Namun, PRC mencatat dalam studinya bahwa umat Islam dalam 22 tahun ke depan, akan menggantikan orang-orang Yahudi sebagai komunitas religius terbesar kedua di negara ini.

Jumlah Muslim di Amerika Serikat diperkirakan mencapai 8,1 juta pada tahun 2050.

Ihsan Bagby, profesor studi Islam di University of Kentucky sekaligus anggota Dewan Pertimbangan PRC mengatakan bahwa Amerika Serikat harus menerima kenyataan bahwa Islam menjadi bagian penting dari struktur masyarakat Amerika.

Dalam sebuah wawancara dengan NBC News, Bagby mengungkapkan keyakinannya bahwa “sejumlah besar orang Amerika mulai menerima kenyataan itu, tapi yang lain belum menerimanya.”

“Kita akan melalui transisi ini, karena di mata sebagian besar orang Amerika, Islam sebenarnya bukan bagian dari masyarakat Amerika,” katanya.

Profesor tersebut mengatakan bahwa seiring konflik yang terus melanda Negara-negara Muslim, akan semain banyak warga Muslim yang mungkin mencoba untuk bermigrasi ke Amerika Serikat.

“Ada migrasi dari orang-orang yang hanya berusaha memperbaiki kondisi ekonomi dan pendidikan mereka, namun ada gelombang orang yang melarikan diri dari negara mereka,” katanya.

Profesor Bagby menyimpulkan bahwa semakin besar kekacauan yang dialami dunia Muslim, semakin besar motivasi warganya untuk bermigrasi.

Sumber: Al-Jazeera
Redaktur: Sulhi El-Izzi






SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI AMERIKA SERIKAT

Islam telah menjadi salah satu agama yang berkembang cukup pesat di Amerika Serikat (AS). Hal tersebut tampak pada meningkatnya pemeluk Islam setiap tahunnya di sana.

Salah satu lembaga riset, yakni Pew Research Center (PWC) pernah merilis data jumlah populasi Muslim di AS. Pada 2015 lalu, PWC memperkirakan ada sekitar 3,3 juta Muslim dengan beragam usia yang tinggal di AS.

Bila dipersentase dari data tersebut, jumlah Muslim di sana sekitar satu persen dari total keseluruhan penduduk AS, yang pada 2015 tercatat sekitar 322 juta jiwa. PWC juga memperkirakan, sebelum tahun 2040, Islam akan menjadi agama kedua terbesar di AS setelah Kristen.

Masuknya Islam ke AS memang memiliki sejarah yang cukup panjang. Bila melihat keterangan umum yang tertera di situs Wikipedia, sejarah Islam di AS bermula sekitar abad ke-16. Adapun Muslim pertama kala itu diketahui bernama Estevanico dari Azamor.



Kendati demikian, dalam mempelajari munculnya Islam di AS, kebanyakan peneliti lebih memfokuskan telaahnya pada masa kedatangan imigran dari Timur Tengah pada akhir abad ke-19. Namun, memang terjadi gelombang migrasi terkait hal ini yang belum disepakati apa faktor dan penyebabnya.

Dalam sebuah jurnal ilmiah berjudul "Sejarah Perkembangan Islam di Amerika Serikat" yang ditulis oleh Dr. Hannas dan diterbitkan Sekolah Tinggi Teologi Internasional Harvest (STTIH) disebutkan, perkembangan Islam di Amerika diperkirakan dimulai pada abad ke-16. Estevanico dari Azamor menjadi pemeluk Islam pertama yang tercatat dalam sejarah Amerika Utara.

Fakta tersebut, tulis Dr Hannas dalam karya ilmiahnya, bertentangan dengan pemikiran bahwa Islam masuk ke Amerika ditandai dengan datangnya imigran dari Timur Tengah pada akhir abad 19. Migrasi Islam, kata dia, terjadi di Amerika dalam periode yang berbeda, yang selanjutnya disebut "gelombang".

Menurut Dr Hannas, sejarah perkembangan Islam di Amerika dapat dibagi dalam lima gelombang. Gelombang pertama melalui imigrasi yang berlangsung sekitar abad ke-17 hingga berlangsungnya perang dunia I, yakni sekitar tahun 1875 hingga 1912. Gelombang pertama ini berasal dari Suriah, Yordania, Palestina, dan Libanon, yang bernaung di bawah pemerintahan Utsmani.

  Gelombang kedua terjadi pascaperang dunia I, yakni sekitar tahun 1918 hingga 1922. Kemudian, gelombang ketiga pada tahun 1930 hingga 1938. Gelombang ketiga ini terkondisikan karena kebijakan imigrasi AS memberikan prioritas kepada mereka yang memiliki anggota keluarga menetap AS.

Kemudian, gelombang keempat terjadi pada 1947 hingga 1960. Dan gelombang terakhir terjadi pada 1967 hingga saat ini.

Sebelum membahas perihal gelombang imigran yang memengaruhi berkembangnya Islam di Amerika, Dr Hannas mengingatkan, sejak tahun 1520 telah cukup banyak budak-budak dari Afrika yang didatangkan ke Amerika Utara. Jumlahnya diperkirakan sekitar 500 ribu jiwa. Setengah dari total jumlah budak tersebut diambil dari daerah-daerah Afrika yang telah tersisip atau dipengaruhi ajaran Islam.

Dari kelima gelombang migrasi Islam tersebut, Dr Hannas mencatat peningkatan yang signifikan pada gelombang kelima. Pada sekitar 1970-1980 terjadi gelombang migran Muslim yang cukup besar ke AS. Hal ini karena pada dekade tersebut terjadi peperangan dan perselisihan yang merebak di Turki, Afghanistan, dan Levant.

Menurut Dr Hannas, kelima gelombang tersebut yang telah memberikan efek terhadap perkembangan Islam di AS hingga saat ini. Ia pun mengakui, Islam dapat berkembang lebih pesat lagi di sana. Sebab, menurutnya AS memang menjadi salah satu negara yang memberi peluang kepada umat Islam untuk menyebarkan ajarannya.

Selain pengaruh imigrasi, PWC mencatat perkembangan Islam di AS juga tak terlepas dari cukup banyaknya mualaf dalam beberapa tahun terkakhir. Berdasarkan data yang dihimpunnya, PWC membuat perbandingan, satu dari lima Muslim di AS dilahirkan dari keluarga agama lain yang artinya mereka menjadi mualaf.

Pada tahun 2050 mendatang, PWC memperkirakan populasi Muslim di AS akan mencapai sekitar 8,1 juta orang atau 2,1 persen dari total penduduk di sana. Dengan demikian, seperti telah disinggung sebelumnya, Islam akan menjadi agama terbesar kedua di AS setelah Kristen.