Dalam 10 Hari, Korban Kekerasan Aparat Kepolisian Israel Mencapai 1090 Orang

BETHLEHEM–Organisasi kepalangmerahan, Bulan Sabit Merah menerbitkan sebuah laporan terkait warga Palestina yang menjadi korban kekerasan polisi Israel setelah pemasangan alat pendeteksi logam di kompleks Masjid Al-Aqsha dalam 10 hari.



“Setidaknya 1.090 orang Palestina telah terluka sejak pihak berwenang Israel memasang detektor logam, pintu masuk lain, dan kamera keamanan tambahan di kompleks tersebut akibat serangan mematikan di Al-Aqsha pada 14 Juli lalu,” ungkap laporan Bulan Sabit Merah yang dikutip Ma’an News, Senin (24/7/2017).

Jumlah korban yang besar itu tidak lain merupakan sebab tindakan kekerasan aparat kepolisian Israel terhadap warga Palestina yang menyuarakan hak kebebasan beribadahnya di Masjidil Aqsha.



Para massa aksi solidaritas Masjidil Aqsha mendapat pukulan, tendangan, tembakan gas air mata dan peluru baja berlapis karet saat polisi Israel hendak membubarkanya.

Senin (24/7/2017) kemarin, tindakan kejahatan yang dilakukan Israel makin parah. Seorang pria Palestina ditembak di bagian kepala saat mereka (Polisi Israel) menyerang peserta aksi di kota Hizma, Yerusalem.


Kondisi terkini warga Palestina itu masih dalam keadaan kritis dan sedang dirawat di rumah sakit Ramallah untuk dioperasi, demikian laporan Kementerian Kesehatan Palestina.


Lengkapnya, Bulan Sabit Merah melaporkan, dari total korban kekerasan aparat kepolisian Israel itu terdapat sebanyak 471 orang yang menderita inhalasi akibat gas air mata. Termasuk 34 orang yang dirawat di rumah sakit.

Kemudian, 374 warga Palestina lainnya ditembak menggunakan peluru baja berlapis karet. Sedangkan korban dengan tembakan peluru tajam sebanyak 29 orang.

216 orang diserang secara fisik dan dibakar karena lari selama bentrokan dengan pasukan Israel.



Terdapat 376 orang luka-luka yang didokumentasikan terjadi di Yerusalem, dengan satu orang Yerusalem terluka dengan tembakan langsung.

193 orang Yerusalem yang terluka dengan peluru baja berlapis karet. Terdapat 14 orang Yerusalem menderita inhalasi gas air mata yang parah, dan beberapa orang Yerusalem yang diserang dengan ditabrak dan dilindas.

Menurut dokumentasi Ma’an News, tujuh warga Palestina telah tewas sejak 14 Juli, dengan empat orang tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel.

Keempatnya diidentifikasi bernama Muhammad Mahmoud Sharaf yang berusia 18 tahun, Muhammad Hassan Abu Ghannam (17), Muhammad Mahmoud Khalaf Lafi, dan Yousif Abbas Kashur (24). []