'Jika Qatar Negara Teroris, Mengapa AS Pasok Jet Tempur Canggih?'

‘Jika Qatar Negara Teroris, Mengapa AS Pasok Jet Tempur Canggih?’


jika-qatar-negara-teroris-mengapa-as-pasok-jet-tempur-canggih-rAf

 'Jika Qatar Negara Teroris, Mengapa AS Pasok Jet Tempur Canggih?'  Kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS) terhadap Qatar yang tekesan berstandar ganda mulai dipertanyakan. Pakar hubungan luar negeri menilai ada kejanggalan dalam kebijakan AS, karena memasok jet-jet tempur canggih ke Qatar yang oleh Presiden Donald Trump dituduh mendukung teroris.

Kritik ini muncul setelah AS sepakat menjual 36 pesawat jet tempur F-15 senilai USD12 miliar atau sekitar Rp159 triliun kepada Qatar beberapa hari lalu. Birol Baskan, asisten profesor di Georgetown University School of Foreign Service di Qatar, dalam wawancaranya dengan Sputnik Radio, menilai apa yang dilakukan Washington sebenarnya telah memperbaiki reputasi Doha yang sebelumnya dilabeli sebagai “negara teror” oleh negara-negara Arab dan Presiden Trump.

Awal bulan ini, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir dan sekitar setengah lusin negara lainnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Doha dengan alasan negeri kecil tapi kaya raya di Arab itu telah mendanai kelompok teroris. Tapi, Qatar telah membantahnya.

”Seperti yang dikatakan banyak pejabat Qatar, jika Qatar adalah negara teroris, mengapa AS menyediakan jet-jet yang sangat canggih ini? Itulah signifikansi jangka pendek dari langkah tersebut,” kata Baskan, yang dilansir semalam (15/6/2017).

“Pada dasarnya, beberapa institusi di Washington tidak melihat Qatar sebagai negara teroris, seperti yang digambarkan oleh Presiden Trump dan negara-negara Teluk,” lanjut Baskan.

“Langkah (AS) ini pada dasarnya membersihkan atau mengembalikan reputasi Qatar, bukan sebagai negara teroris, tapi sebagai negara dengan keadaan normal,” imbuh Baskan.

Baskan mencatat bahwa dalam jangka panjang dan dalam konteks wilayah Teluk Persia, penjualan peralatan tempur AS signifikan karena Qatar memainkan peran di wilayah regional setidaknya sejak 2013 atau setelah kudeta militer di Mesir. Dalam krisis Mesir, Qatar mendukung Ikhwanul Muslimin yang oleh Kairo dinyatakan sebagai kelompok teroris.

Dukungan itu membuat Qatar dituduh ingin menggulingkan pemerintahan negara lain. “Sejak saat itu, Qatar telah menghadapi ancaman keamanan dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab,” ujar Baskan.”Kemudian (Qatar) berharap dapat meningkatkan kemampuan pertahanannya.”

Dia mencatat kesepakatan penjualan 36 jet tempur F-15 AS kepada Qatar secara signifikan melibatkan militer, karena jumlah tersebut menambah jumlah jet tempur Doha menjadi dua kali lipat dari sebelumnya.
“Dari perspektif Qatar, ini adalah peningkatan besar,” papar Baskan. [opinibangsa.id / sn]