Salah satu tugas utama seorang istri
kepada suami adalah melayani dan mematuhinya dalam perkara yang ma’ruf.
Tingginya kedudukan seorang suami dalam rumah tangga, digambarkan oleh
Rasulullah Saw., “Tidaklah pantas bagi seorang manusia untuk sujud
kepada manusia yang lain. Seandainya pantas (boleh) bagi seseorang untuk
sujud kepada seorang yang lain niscaya aku perintahkan istri untuk
sujud kepada suaminya karena besarnya hak suami terhadapnya” (HR Ahmad).
Oleh karena itu, setiap pasangan sebaiknya memahami tugas dan kewajibannya masing-masing. Jika terjadi konflik, bersegera menyelesaikannya dengan bijaksana.
Jika berlarut-larut, dikhawatirkan akan memperbesar masalah. Istri yang merasa bersalah sebaiknya memohon maaf kepada suami, demikian sebaliknya.
Oleh karena itu, setiap pasangan sebaiknya memahami tugas dan kewajibannya masing-masing. Jika terjadi konflik, bersegera menyelesaikannya dengan bijaksana.
Jika berlarut-larut, dikhawatirkan akan memperbesar masalah. Istri yang merasa bersalah sebaiknya memohon maaf kepada suami, demikian sebaliknya.
Jangan sampai kemarahan suami berbuah murka dari Allah hingga shalatnya
pun tertolak. Diriwayatkan, dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah Saw.
bersabda, “Ada tiga manusia yang shalat mereka tidaklah naik melebihi
kepala mereka walau sejengkal, yakni seorang yang mengimami sebuah kaum,
tetapi kaum itu membencinya, seorang istri yang tidak sementara
suaminya sedang marah kepadanya, dan dua orang bersaudara yang saling
memutuskan silaturahim” (HR Ibnu Majah).
(reportaseterkini/akhwatindonesia)
sumber : http://www.akhwatshalihah.net/2015/11/inilah-ciri-ciri-wanita-yang-shalatnya-tidak-di-terima.html